Sabtu, 25 Januari 2014

RIHLAH HATI MENUJU ALLAH

Umrah bersama Ibunda Tercinta

Perjalanan ini dimulai dari hati. Aku menata hati ini sejak lama ingin mengunjungi Baitullah, keinginan itu kurasakan semakin kuat. Setiap hari, setiap waktu, hatiku berucap do'a bersenandung lirih mengharapkan keinginan itu segera terwujud. Tahun 2012, ku ingat saat ibuku ku tawarkan untuk bersedia di daftarkan haji bersama kakakku. Saat itu beliau menjawab tidak mau, biarlah anak-anak saja yang berangkat, ibu sudah tua.72 tahun umur beliau saat itu.

Ya robb, bukalah pintu hati ibuku agar mau memenuhi panggilanmu untuk ber haji ataupun umrah. itulah harapanku, setiap usai shalat kusempatkan berharap pada Alloh SWT, agar dibukakan pintu hati ibu untuk memenuhi panggilan-Nya.

Ramadhan tahun 2013, keinginan hatiku untuk dapat berangkat ke Tanah Suci semakin tak dapat dibendung lagi, Bismillahi tawakkaltu 'alallohi, laa haulaa wa laa kuwata illa billah, Dibulan yang penuh barokah ini tak henti-hentinya kuberharap semoga urusanku dipermudah Alloh untuk memenuhi panggilan-Mu ya Robb.

Dalam hening malam setelah bertahajud, di atas hamparan sajadahku kubermohon kembali agar segera dapat datang ke Baitullah. Berbekal sodaqah kuiringi doa agar Alloh, SWT memanggilku. Ramadhan telah berlalu, kuselesaikan segala ibadahku yang tertunda, ku pacu amalku untuk meraih janji-Mu. Satu tujuan harapanku Dapat ke Baitullah bersama Ibuku.

Bulan Dzulhijah,
kujalani ibadah di bulan Dzulhijah, meski aku belum sampai ke Baitullah, tapi di bulan ini begitu banyak nikmat yang telah engkau berikan pada ku, suami dan anak-anakku. Banyak kemudahan yang kami peroleh dalam segala hal, termasuk urusan mendaftar haji bersama dengan anak-anakku. Alhamdulillah ya robb, akhirnya anak-anakku dapat bersama-sama kudaftarkan Haji. dengan masa tunggu sampai 2016. atas alasan itu pulalah Ibuku belum kudaftarkan haji bersamaku. Ampuni hamba ya robb, bukan aku mendahului ketentuanmu, tapi aku berpikir secara rasional manusia saja. Aku akan tetap membawa ibuku ke tanah haram-Mu di usianya yang telah mencapai 74 tahun.

Awal Nopember 2013.
Dengan kebulatan tekad dan niat untuk ke tanah suci, aku mencoba menghubungi saudara-saudaraku dan kuberharap mereka mendukung niatku untuk berangkat bersama ibuku ke Mekah Al-Mukaramah. Alhamdulillah dari kakakku yang pertama di Padang (Legimin,S.E), selanjutnya kakakku di Muara Enim (Poniman & Turiyem) kakakku di Duri (Poninten,S.Pd), di Pekan baru (Ngatmi & Sumarwan) di Muara Basung ( Sugiarni & Gunanto), Suamiku tercinta (Sugiyoto) dan adikku (Edy Wiyono & Sahora) semua memberikan semangat dan dukungan untuk itu, bahkan kami bersama menyokong dana untuk keberangkatan ibu ke Tanah Suci, subhanallah, walhamdulillah wa laa illaa ha illaullahuwallahu akhbar. Laa haulaa wa laa kuwata illaa billahi 'aliyil adziim.

kudapatkan informasi ada keberangkatan tanggal 29 Desember 2013, dari salah satu biro perjalanan haji dan umrah, in sya allah..... jika Allah memang mengizinkan kami akan berangkat memenuhi panggilan-Mu ya Robb.

Di bulan Nopember ini, banyak kisah yang akan terukir dalam sejarah hidupku, selain bulan dimana aku dan anakku dilahirkan, juga dibulan ini kami harus kehilangan salah seorang anggota keluarga yaitu keponakan kami Briptu Agus Harivianto, yang setelah 1 tahun lamanya berjuang dengan penyakitnya akhirnya tiba saatnya Allah Yang Maha Penyayang menjeputnya untuk kembali ke sisi-Nya tepatnya tanggal 25 Nopember 2013. Meninggalkan seorang istri yang shaleha, yang telah dengan ikhlas merawat dan mengurusnya selama sakit, tanpa sepatah kata kasar yang keluar dari mulutnya, meski semua harus ia kerjakan sendiri, 9 bulan terbaring tak berdaya mulai menyuapi makanan ke mulutnya sampai mengurusi kotorannya.... Ya Robb semoga Engkau tempatkan ia di tempat yang baik, dan berikanlah limpahan amal untuk Ayu karena telah berbakti pada suami dan menjadi istri yang sholeha...pertemukanlah kembali kelak mereka di syurgamu tanpa hisab ya Robb... Ampuni segenap kesalahan selama hidupnya ya Robb..,jadikanlah keikhlasannya dalam menerima takdir sakit itu untuk menggugurkan dosa-dosanya.

Desember 2013
Kabar gembira bahwa kakak iparku di Muara Enim berencana ikut dalam perjalanan umrah bersamaku dan ibu juga adik iparku Sahora, Sahora telah 3 kali menunaikan ibadah umrah, alhamdulillah semoga dapat menjadi pemandu kami disana kelak. Persiapan administrasi mulai ku urus, disela kesibukan Ujian semester 1 di sekolah kusempatkan diri untuk mengurus Pasport untuk ibu, aku dan Mbak Rin. alhamdulillah urusan untuk Ibu dan Mbak berjalan dengan lancar, hanya urusanku agak tersendat karena ada kesalahan teknis, sehingga aku harus kembali lagi dalam waktu yang telah ditentukan untuk menjeput paspornya.

Ada hal yang membuat aku  semakin yakin bahwa untuk niat yang baik Allah SWT akan mempermudah urusannya. Ya.... sampai selesai mengurus paspor, aku belum dapat menyelesaikan keuangan untuk keberangkatan. Lisan ini tak henti berharap pada Allah untuk dapat membuka pintu-pintu rezeki kepadaku sehingga dapat melunasi adm keuangan/ongkos keberangkatan, tak jarang kuungkit kebaikanku dalam doa setelah shalat agar digantikan dengan kemudahan memperoleh ongkos umrah. Alhamdulillah didetik-detik terakhir batas setoran, Engkau lancarkan urusan keuanganku ya Robb, Allahu akhbar, bagaikan kran air yang tadinya tersumbat atas bantuan-Mu, mengucur deras rejeki yang aku dan suamiku terima untuk ongkos keberangkatan, bahkan aku mampu melunasi piutangku sebelum keberangkatan. 

Jum'at, 27 Desember 2013
Aku berangkat ke Padang bersama anak-anaku (Habib dan Dzaky), ibu, mbak, dan Suamiku yang sangat aku cintai. kami berangkat jam 6 sore dari Sawahlunto. menuju kediaman adikku dan menginap semalam disana. Mbak Arni dan anak-anaknya (Anisa dan Fauzan) juga ikut mengantar kami.

Sabtu , 28 Desember 2013
Manasik Umrah sebagai pembekalan untuk dapat melaksanakan kegiatan umrah di Tanah Suci dengan khusyuk dan benar. mulai jam 9.00 - 12.00 WIB. untuk prakteknya direncanakan Minggu pagi di Asrama Haji (Tabing).

Minggu, 29 Desember 2013
Padang diguyur hujan sejak kemarin sore jam 4. banjir menggenangi jalan dan merata hujan dimana-mana. Kami berangkat ke Bandara ditengah hujan deras, rombongan keluarga mengantar sampai di Bandara BIM, perasaanku tak menentu, aku pamit dengan semuanya, mohon doa restu dan tak terasa airmata ini tak bisa dibendung dan mengalir deras tak bisa ditahan.
Jam 2 kami cek-in di bandaran BIM untuk keberangkatan ke Jakarta yang akan berangkat jam 15.00 WIB.
Namun Penerbangan Lion air delay sampai jam 16.00 WIB. Pesawat tiba di Bandara, kami bersiap untuk menaiki pesawat. bismillahi tawakaltu.... ya Robb, kupasrahkan diri pada-Mu, sangat terasa kepasrahan ini begitu dalam saat pesawat mulai take off. posisiku duduk dekat jendela, Robb... Engkau banyak memberikan aku pembelajaran dalam perjalanan ini.... hatiku berbisik Subhanallah, walhamdulillah, laa illaa ha illallah, allahu akhbar. tak ada gunanya sombong dihadapanmu, disaat ketinggian baru beberapa ribu kaki saja, sudah tak tampak bentuk rumah-rumah di bumi, semakin tinggi, semakin nyata tak kelihatan, hanya awan-awan yang nampak terhampar sepanjang perjalanan. begitu indahnya awan-awan itu, takjub aku melihatnya, begitu ta'atnya awan-awan itu mengikuti perintah-Mu, sementara manusia di bumi banyak yang tak mampu bersyukur atas-nikmat-nikmat yang telah diterimanya.
perjalanan selama 1 jam 20 menit mengantarkan kami ke Bandara Soekarno Hatta di Jakarta. setelah boarding pesawat, kami mencari rombongan yang akan berangkat bersama Biro Perjalanan Umrah, selanjutnya kami shalat magrib dan menjamaknya dengan isya.

Rute umroh kami adalah Jkt- Madinah – Makkah – Jeddah- Jkt, via Doha, Qatar.  Jadwal keberangkatan menuju Doha jam 00.00 WIB. 9 Jam di penerbangan Qatar Airways dengan fasilitas yang mewah dan pelayanan yang memuaskan..... ibuku nampak khusyuk berdzikir ditempat duduknya.  sesekali kulihat beliau tertidur, saat terbangun melanjutkan dzikir. Alhamdulillah ya Allah... kurasakan begitu dekatnya kami berdua, nikmat rasanya perjalanan ini bersama ibu.

Pukul 5.30 waktu setempat kami landing di Bandara Doha, Setelah shalat subuh di bandara, kami berkesempatan ziarah/tour di Doha. dengan bus dan dipandu oleh Guide yang cukup kocak dan bersahabat, kami diperkenalkan tentang Doha, dan Icon penting yang ada disana. Doha ibukota Qatar, negara kaya penghasil mutiara, kebersihan yang terjamin dan tak ada pengangguran disini.

Bangunan-bangunan tinggi menjulang berbagai bentuk, mencerminkan keindahan dan kekayaan negeri ini.



Menuju Madinah 
Dua kota haram di Arab Saudi adalah Makkah dan Madinah yang tak pernah sepi dikunjungi jutaan bahkan milyaran umat muslim seluruh dunia setiap hari setiap tahunnya. Meskipun musim haji hanya berlangsung selama sebulan per  tahun, namun ibadah haji kecil atau umroh saat ini dapat dilakukan hampir tiap bulan dalam satu tahun. Dan karena itu, Makkah dan Madinah menjadi dua kota utama yang tak pernah mati….selalu hidup, terang, ramai, nyaman, tenang, tak kenal lelah saat kita ada disana. Subhanallah

Madinah
Rute umroh kemarin adalah Jkt- Doha (Qatar)-Madinah – Makkah – Jeddah- Jkt, via Doha, Qatar.  Jadi, tempat pertama kali kami menginjakkan kaki di Madinah adalah bandara Prince Mohammad Bin Abdulaziz International Airport.





Di Madinah ini Nabi Muhammad SAW bermukim (setelah hijrah dari Makkah) hingga wafat. Oleh karena itu Madinah sering disebut sebagai kota Nabi. Di sini terdapat masjid kedua terbesar setelah Masjidil Haram di Makkah, yaitu Masjid Nabawi.

Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, bahwa beliau bersabda:
صَلَاةٌ فِي مَسْجِدِي هَذَا أَفْضَلُ مِنْ أَلْفِ صَلَاةٍ فِيمَا سِوَاهُ إِلَّا الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ
“Shalat di masjidku ini lebih baik daripada 1000 shalat di tempat lain, kecuali di Masjid Al-Haram.” (HR. Muslim no. 1394)
Selain bentuk bangunannya yang terbesar kedua, pahala sholat di sini juga terbanyak kedua setelah Masjidil Haram sebagaimana dijelaskan dalam hadis tersebut di atas.

Menjelang Magrib kami sampai di madinah, kami sholat magrib pertama dengan bergegas menuju masjid Nabawi, namun kami hanya dapat menempati di pelataran masjid, tepatnya di pintu gerbang masuk. Ya Robb, dalam shalatku terharu dan tak putus syukur pada Nikmat-Mu.  begitu dingin dan sejuknya saat kepala ini bersujud di lantai ini, dingin menelusuri persendian dan tulang-tulangku sehingga aku merasakan begitu kepasrahan ini dalam mengharap keredhaan-Mu. akhirnya aku sampai di masjid ini. subhanallah...

selesai shalat magrib ku peluk ibuku, dalam dekapan hangatnya aku terbuai dan kulihat buliran airmata bahagia mengalir di pipinya. ada kebahagiaan dan keharuan sehingga kami sampai di Masjid Nabawi ini dalam perjalanan umrah.
Masjid Nabawi sangat indah, besar, luas, megah.Setiap pilarnya jelas nyata terlihat dilapis emas murni. Atap masjid dapat bergeser dengan semacam rel hidrolis yang pada waktu tertentu dia dibuka sehingga cahaya matahari dapat masuk dengan leluasa. Pada malam hari, bila atap dibuka kita dapat melihat gemerlap bintang di langit dan sejuknya udara malam hari langsung di dalam masjid. Ketika atap dibuka, jamaah bak anak kecil yang takjub betapa mengagumkannya design masjid ini…begitu hanyut hati ini dalam luapan kebahagiaan menyaksikan keindahannya.
.
Pelataran masjid Nabawi yang luas berlantaikan marmer putih bersih yang pada siang hari memantulkan cahaya matahari nan menyilaukan mata. di pelataran masjid ini pun dipersiapkan payung-payung hidrolis raksasa yang jika matahari sedang dengan teriknya bersinar, otomatis berpuluh payung akan terbuka dengan indahnya dan menyejukkan suasana. subhanallah, walhamdulillah wa laa illaa ha illawllahi allahu akhbar. menakjubkan segala apa yang kulihat dan saksikan.



Memasuki masjid Nabawi semua bawaan di periksa oleh petugas keamanan, setiap jamaah dilarang membawa masuk kamera dalam bentuk apapun. Selain kamera, tas bergambar hewan, boneka hewan, foto makhluk hidup, dan kalau ada cover pembungkus jilbab (gambar perempuan) juga tidak boleh dibawa ke dalam masjid. Jika tanpa sadar atau lupa membawa ke masjid, nanti oleh petugas wanita masjid akan diminta untuk ditaruh di makhtab (kotak diluar masjid) yang nanti dapat kita ambil kembali setelah sholat saat keluar masjid.



Adikku pernah tertangkap karena di dalam masjid berfoto akhirnya di bawa kesekretariat masjid dan dihapus semua gambar foto didalam masjid. setelah selesai shalat kamera dikembalikan.


Di dalam masjid Nabawi ini terdapat makam Nabi Muhammad SAW berdampingan dengan makam Umar bin Khatab dan Abu Bakar ash sidiq . Tempat mustajab untuk berdoa di Masjid Nabawi adalah Raudhah yang terletak diantara mimbar dan makam Nabi Muhammad SAW (dulu rumah Nabi). Raudhah ini ditandai dengan karpet berwarna hijau (bagian lain masjid karpet berwarna merah) dan tiang yang juga berwarna hijau. Untuk dapat berdoa di Raudhah, jamaah laki-laki tidak perlu menunggu waktu-waktu khusus karena dibuka setiap saat setiap waktu. Tetapi, jamaah perempuan harus menunggu waktu dibukanya Raudhah yaitu antara waktu dhuha jam 9 – 11 pagi, selepas dhuhur yaitu pukul 1 – 2 siang, dan selepas isya’ pukul 9 – 11 malam. Selain harus menunggu waktu-waktu tersebut, jamaah perempuan dari Asia juga dibedakan dengan jamaah dari Turki Palestina atau negara lain yang fisik dan perawakannya besar. Jamaah dari Asia yang notabene berbadan kecil diberikan waktu tersendiri guna menghindari kejadian tergencet atau kemungkinan kecelakaan lainnya. Namun, jika anda kuat fisik dan yakin….tak ada salahnya ikut rombongan Turki untuk dapat langsung dan lebih cepat ke Raudhah. apabila ragu-ragu lebih baik bergabung dengan teman-teman Asia lainnya

Selepas shalat dzuhur, kami dihampiri oleh salah seorang anggota jamaah umroh dari biro yang sama. Ibu fita. saat itu beliau memberi kabar bahwa raudhah akan dibuka. dengan logat jawa nya beliau mengajak kami untuk dapat bersama-sama ke raudhah. alhamdulillah wa syukurillah bersama kami mendampingi ibu kami berhasil mengunjungi raudhah. shalat sunat 2 rokaat dan bermunajat disana. ibuku sangat khusuk berdoa. kami menjaga dan melindungi beliau selama beliau berdoa. dan kami bergantian saling menjaga setelah ibu selesai berdoa. Ya robb, bertambah satu nikmat lagi, telah Engkau tuntun kami menuju perjalanan ini. 


Saat ziarah kota Madinah, kita juga mengunjungi masjid Quba, dimana disebutkan dalam sebuah hadist :
“Barangsiapa yang bersuci dari rumahnya kemudian ia datang ke Masjid Quba lalu shalat di dalamnya maka baginya seperti pahala umrah.” (HR. an-Nasai dan Ibnu Majah).

menjelang keberangkatan muthawif mengingatkan untuk menjaga wudhu karena pahalanya yang besar, sesampai di masjid quba kami melaksanakan shalat 2 rakaat. Ibuku bersemangat beribadah di masjid quba.

sekembali dari masjid quba kami ditawarkan berbagai makanan khas yang dijaja di tepi jalan, ada kurma muda, berbagai obat-obatan seperti rumput fatimah, dll.



Perjalanan  kami berlanjut mengunjungi pabrik percetakan Al-Qur’an terbesar di Madinah, Malik Fahd, sayangnya hanya laki-laki yang diijinkan masuk ke dalam gedung dan mendapat Al-Qur’an masing-masing 1 buah. Oya sebelum lupa, jika hendak waqaf Al-Qur’an untuk diletakkan di Masjid Nabawi, perlu diingat bahwa Masjid Nabawi hanya menerima Al-Qur’an cetakan dari Percetakan Malik Fahd, sedangkan dari percetakan lain akan dibagikan ke masjid-masjid lain di Madinah. Jadi jika ada niat, mumpung ziarah ke percetakannya langsung dapat langsung membeli juga di koperasi percetakan dan dapat diwaqafkan ke masjid Nabawi.

Ziarah selanjutnya adalah jabal Uhud,  cuaca terik matarhai yang menyengat membuat kami hanya turun ke lapangan sebentar saja. Kemudian, menuju Pasar Korma. Jangan bayangkan sebuah pasar dengan banyak pedagang korma, karena hanya ada 2 pedagang kurma dalam jumlah besar dan menyediakan beragam kurma mulai dari kurma azwa (kurma nabi) sampai kurma sukkari (katanya bermanfaat untuk laki-laki). Ada juga beragam permen dan coklat yang pastinya hanya dapat ditemui di arab. selamat berbelanja....